Tuesday, April 26, 2011

Wishing Under The Stars Of The Milky Way

Selain mobil klasik, saya juga menyukai hal-hal lain yang berbau klasik, antik atau kuno. Apalagi bila mengetahui sejarah dibaliknya. Seperti halnya dengan bangunan yang akan saya ceritakan berikut ini.

Pada hari libur yang lalu, saya diajak oleh istri saya yang menyukai hal-hal berbau astronomi untuk mengunjungi sebuah planetarium di daerah Lembang. Pasti sudah bisa menebak nih, atau mungkin sudah pernah mengunjungi tempat tersebut?

Kalau menyebut film "Petualangan Sherina" pasti akan teringat tentang tempat ini sebagai lokasi dari film tersebut. Namun, saya belum pernah mengunjungi dan melihat apa yang ada disana, dan mengetahui kisah di baliknya. Awalnya saya pikir akan biasa saja, tapi begitu menginjakkan kaki disana, saya kagum sekali. Kagum bagaimana orang-orang di zaman dulu sudah memiliki pengetahuan yang cukup maju, memiliki ide cemerlang yang bisa dinikmati orang di zaman sekarang.

Dalam websitenya (bosscha.itb.ac.id) bangunan ini lebih tepat dinamakan dengan observatorium. Observatorium Bosscha didirikan pada tahun 1923-1928. Seorang tuan tanah di perkebunan teh Malabar asal Belanda, Karen Albert Rudolf Bosscha, bersedia menjadi penyandang dana utama dan membantu pembelian teropong bintang. Itulah mengapa observatorium ini dinamakan Bosscha.

Observatorium Bosscha merupakan satu-satunya observatorium di Indonesia, yang masih aktif dalam melakukan penelitian hingga kini. Saat berkunjung ke
Observatorium Bosscha kita dapat melihat beberapa objek yang menarik,seperti :

Tugu Bosscha : Sebagai penghargaan kepada K.A.R Bosscha

Teropong Zeiss : Teleskop ganda yang berukuran sangat besar, berada dalam gedung kubah yang menjadi landmark Bandung Utara



Teropong Bamberg : Berada pada sebuah gedung beratap setengah silinder yang dapat bergerak buka tutup

Teleskop Unitron dan GAO-ITB Surya : merupakan teropong matahari

Disana kita juga akan mendapat kuliah singkat tentang astronomi di ruang multimedia.

Sayang sekali karena kesempatan saya ke sana pada siang hari, maka saya tidak dapat mengamati bulan dan objek-objek lain melalui teropong Bamberg dan Unitron. Pastinya akan lebih menakjubkan rasanya, dan ehem..lebih romantis mungkin?? Jadi semoga saja saya bisa kesana lagi di malam hari. Yah, sejauh ini saya sudah cukup puas mengelilingi kompleks Observatorium Bosscha ini.



Observatorium Bosscha merupakan asset negara dan dunia, jadi sudah selayaknya kita pelihara dan jaga agar tetap bekerja sesuai fungsinya dan merupakan warisan untuk anak cucu kita nanti.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...