Thursday, February 11, 2010
Mobil Klasik di Gedung Antik
Gedung antik yang ada dalam gambar ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Jakarta. Gedung ini seringkali dijadikan sebagai tempat resepsi oleh para pengantin untuk menjamu tamu-tamunya. Ya, gedung ini adalah Museum Arsip Nasional atau lebih dikenal dengan Gedung Arsip.
Saya pernah sekali datang ke tempat ini. Namun, pada kunjungan sebelumnya, saya hanya datang dan tidak terlalu memperhatikan tempat ini. Sungguh beruntung, saya mendapat kesempatan lagi. Terima kasih saya untuk STEVIE WONGSO & DYAH FITRISALLY, karena mereka memberikan kesempatan ini dengan menyewa mobil pengantin dari sewa-classicku. Pada kunjungan kali ini, pastinya saya tidak akan melewatkan seinchi pun dari gedung ini yang luput dari perhatian saya. Lihat foto di atas, cantik bukan,mobil klasik di gedung antik.
Well, sayang kalau kita hanya menikmatinya tanpa tahu sejarahnya. Seperti saya, masih ada beberapa orang yang tidak tahu sejarah gedung ini. Berikut adalah hasil pencarian saya tentang sejarah gedung ini.
Gedung tersebut memiliki halaman yang sangat luas, berdiri tegar dengan gaya arsitektur Renaissance yang anggun dan artistik. Memasuki pintu gerbang, kita akan melewati jalan menuju gedung utama yang ditata dengan menggunakan batu-batu kecil berwarna merah. Di tengah halamannya terdapat sebuah kolam kecil yang berisi tanaman bunga teratai dikelilingi tanaman-tanaman.
Bangunan ini dibangun pada tahun 1760 oleh Reiner de Klerk (1710-1750). Selain sebagai arsitek gedung ini Reiner de Klerk juga tercatat sebagai Gubernur Jendral VOC pada tahun 1777. Tanahnya sangat luas, dengan lebar 57 M dan panjang 164 M. Dulu tanah yang dimilikinya lebih luas lagi yaitu sampai ke sungai Krukut.
Rumah de Klerk pada masa lalu beberapa kali berpindah kepemilikan, sehingga pada abad ke-19 berubah menjadi panti asuhan. Pada saat itu bangunan mulai terbengkalai karena kekurangan dana untuk perbaikan. Akibatnya pada tahun 1900 ada rencana membongkar rumah tersebut. Perkumpulan Batavia untuk Seni dan Ilmu Pengetahuan kemudian melobi Pemerintah Hindia Belanda untuk membeli rumah De Klerk. Mereka berhasil dan bangunan tersebut menjadi Departemen Pertambangan.
Pada tahun 1925 pemerintah Hindia Belanda melaksanakan pemugaran besar pertama di abad ke-20 atas rumah De Klerk dan setelah selesai gedung dipakai sebagai tempat arsip sampai tahun 1992, ketika arsip terakhir dipindahkan ke gedung-gedung baru Arsip Nasional di Jalan Ampera. Ternyata walaupun sudah tidak menyimpan arsip, nama gedung ini tetap gedung Arsip Nasional.
Kemudian tahun 1995 para pengusaha Belanda di Indonesia mengumpulkan dana untuk pemugaran rumah De Klerk yang sudah dalam keadaan rusak lagi, sebagai hadiah ulang tahun ke-50 Kemerdekaan Indonesia dari bangsa Belanda kepada bangsa Indonesia. Pemugaran selesai pada akhir tahun 1998.
Bangunan Museum Arsip Nasional berbentuk U dengan bangunan tambahan di bagian belakangnya. Bangunan utama berlantai 2, dibangun dengan bata merah dengan atap yang tinggi. Denah bangunannya mencerminkan denah rumah yang besar dan klasik dengan aksis utama barat-timur dan aksis kedua utara-selatan. Lantai dasarnya luas. Pintu utamanya tinggi dihiasi lubang ventilasi yang indah di atasnya. Di lantai inilah gubernur jendral biasa menerima tamu-tamunya. Disini dipajang beberapa barang peninggalan dari jaman Belanda seperti lemari, brankas, kursi dan meja kerja, koleksi senjata. Di lantai ini terdapat keramik yang gambarnya serupa dengan yang di Keraton Kasepuhan Cirebon. Gambar di keramik tersebut menceritakan kisah-kisah yang terdapat di Alkitab. Di lantai ini terdapat sebuah tangga kecil yang menuju ke lantai pertama, yaitu tempat yang lebih privasi. Di ujung tangga terlihat hiasan yang indah. Di lantai kedua ini terdapat beberapa ruangan besar, mulai dari ruang makan (yang digunakan dalam menjamu Hillary Clinton untuk makan malam saat berkunjung ke Indonesia), lukisan-lukisan peta dunia, peta Batavia, kamar tidur Reiner de Klerk, lengkap dengan tempat tidurnya.
Bangunan di samping bangunan utama digunakan sebagai kantor administrasi yang mengelola bisnis pribadi gubernur jendral. Sementara ada bangunan tambahan yang lebih tinggi yang dulu digunakan sebagai rumah budak dan sebagai tempat penyimpanan barang. Di gedung ini dipajang beberapa benda-benda yang berhubungan dengan sejarah bangunan ini, riwayat renovasi, dll.
Di halaman belakang terhampar rumput hijau dengan diapit disamping kiri dan kanannya oleh meriam kuno. Di halaman ini terdapat lonceng, yang konon disebut lonceng perbudakan, karena digunakan untuk membangunkan para budak untuk mulai bekerja.
Gedung ini beberapa kali sempat terendam banjir dikarenakan masalah drainasenya. Oleh karena itu penempatan batu-batu merah sebagai jalanan untuk pengganti aspalnya ditujukan agar penyerapan air ke dalam tanah dapat lebih baik.
Bangunan Arsip Nasional ini mendapatkan penghargaan Award of Excellence 2001 dari UNESCO.
Untuk Anda yang berminat, silahkan saja kunjungi :
Gedung Arsip Nasional
Jl. Gajah Mada No. 111
Jakarta
Telp : (021) 6347744
Jam Operasional
Selasa – Minggu : 09.00 – 17.00
Senin : Tutup
Biaya masuk gratis
(sumber : Jalan Jajan Hemat)
Labels:
For Your Info
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment